Pages

Sunday, December 25, 2011

Belajar Dari Ikan Laut

Ada berita seorang pemuda menjadi pengedar narkoba, pencuri, gigolo dan sering pula terdengar kabar ada wanita muda yang berprofesi sebagai wanita tuna susila, dikalangan pelajar dikenallah perek, dikalangan mahasiswi dikenal dengan ayam kampus. Dari penuturan mereka para pelaku perbuatan tersebut, mereka terjun kelembah nista tersebut dikarenakan berbagai sebab, semisal patah hati dan sebagian besar karena faktor ekonomi dan pergaulan.
Ada diantara mereka yang pada awalnya adalah anak baik-baik dan taát beribadah, tetapi dikarenakan pergaulan mereka akhirnya mereka ikut jatuh kedalam lembah kenistaan seperti itu. Dalam pergaulan mereka tergoda oleh gaya hidup teman-teman mereka yang berlebihan harta, yang hidupnya serba mewah. Dahulu mereka yang gemar pergi ketempat ibadah kini berubah ketempat- tempat maksiat dan hura-hura, pakaian mereka yang dulu rapi dan sopan kini berubah sexy serta seronok menampilkan lekuk tubuhnya. Pergaulan dan gaya hiduplah yang merubah hidup mereka, dikarenakan ingin berpenampilan seperti teman-teman bergaulnya yang kaya rela mengorbankan kehormatannya untuk mencapainya. Ada yang menjajakan diri, menjadi isteri simpanan, pengedar narkoba dan lain-lain.

Pergaulanlah yang merubah segalanya, dengan siapa mereka bergaul maka dia akan ikut larut dan berubah seperti teman-temannya, ada pepatah : “Barangsiapa yang bergaul dengan penjual parfum maka ia akan terkena bau harum, dan barangsiapa bergaul dengan pandai besi maka ia akan terkena asap kotor “. Yang artinya perilaku seserorang akan dipengaruhi oleh siapa yang diajak bergaul, memang tidak semuanya tetapi sebagian besar.

Fenomena diatas mengajarkan pada kita agar berhati-hati dalam mencari teman bergaul, dan benar-benar kokoh dalam memegang idealisme. Dengan kesungguhan dan keteguhan hati niscaya kita tidak akan mudah terpengaruh, terkontaminasi dimanapun dengan siapapun kita bergaul. Melihat ikan dilaut : Dalam kontek penjagaan dan keteguhan hati dalam bergaul, fenomena diatas mengingatkan saya pada perilaku ikan laut. Ikan hidup ditengah lautan yang sangat luas, ikan-ikan itu bergerombol sesuai dengan jenisnya masing-masing, ikan teri berkumpul dengan ikan teri, ikan kakap bergerombl dengan ikan kakap pula, ikan lumba-lumba juga demikian, dan lain-lain. Begitulah cara ikan- ikan itu bergaul, mereka bergaul untuk saling menjaga diantara mereka dari serangan ikan atau hewan pemangsa lainnya. Terkadang ikan-ikan itu terdampar ketepi pantai karena terbawa ombak, akan tetapi ikan-ikan itu segera dan berusaha sekuat tenaga melawan derasnya ombak untuk kembali ketengah lautan.

Peristiwa perjuangan ikan dilaut, bisa dijadikan hikmah dan diambil pelajaran bagi kita semua untuk meningkatakan kwalitas diri sehingga kokoh dalam bergaul untuk mengarungi hidup. Sebuah pelajaran bagi kita tentang prinsip dan idealisme serta perjuangan untuk kesuksesan serta keberhasilan. Sebuah hikmah yang mengajarkan pada kita agar tidak mudah putus asa dan segera kembali kejalan yang benar ketika tergelincir kedalam kejahatan, sebagaimana ikan-ikan yang terdampar dengan mempertaruhkan nyawa berjuang untuk kembali ketengah lautan.

Bila saát ini kita masih berangan-angan untuk hidup mewah dengan cara mengorbankan kehormatan dan harga diri demi mencapainya, maka kita layak menevaluasi diri, sudahkah kita mengambil pelajaran dari ikan laut yang hidup ditengah lautan, walaupun ikan laut hidup ditengah lautan air asin akan tetapi ikan tidak pernah berubah seperti air laut, tidak terkontaminasi oleh air sehingga merubahnya. Untuk itu: “Maka jadilah seperti ikan dilaut, walau air laut rasanya asin tetapi ikan tidak ikut asin”.

No comments:

Post a Comment